Selasa, 14 Juli 2020

Mahasiswa UMS, di Sela-sela Kuliah Daring Sempatkan Membantu Orang Tua


Salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjalani perkuliahan daring serta melaksanakan kewajiban sebagai seorang anak dengan membantu orang tua di kampung halaman. Hisbi Naufal yang merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, mengatakan bahwa selama kuliah dilaksanakan secara daring ia banyak membantu pekerjaan orang tua kampung halaman, ungkap Hisbi pada Rabu (8/7/2020).

“kuliah daring itu enak kita bisa dirumah, selama perkuliahan daring ini saya sering membantu orang tua dari membantu di kebun hingga membantu ayah bikin mesin jahit. Daripada saya tidak ngapa-ngapain dirumah kalau tidak ada kuliah mending membantu orang tua mendapat pahala.” ujar Hisbi Naufal (8/7/2020).

Kalau perkuliahan daring pasti ada juga suka dukanya. Sukanya bisa kuliah dirumah bisa dekat dengan keluarga dirumah. Dukanya dalam kuliah daring tidak ada komunikasi tatap muka antar dosen dan mahasiswa. Dalam memahami materi sulit, karena dengan kuliah daring mahasiswa dituntut untuk mandiri dalam memahami materi pelajaran dengan baik. Ia juga mengeluhkan banyaknya tugas yang diberikan dosen terus-menerus, tugas yang diberikan dosen dirasa sangat membebani. 

Sinyal internet yang tidak stabil dan kuota data yang mahal juga menjadi keluhan kuliah daring. Tidak hanya kendala dalam kestabilan sinyal internet, kuota data juga harus tercukupi untuk melaksanakan perkuliahan daring. Padahal untuk membeli kuota data memerlukan biaya yang tidak murah dan untuk mengikuti kuliah daring membutuhkan kuota yang tidak sedikit. Saya rasa selama kuliah daring proses pembelajaran sangatlah kurang efektif, karena tidak ada tatap muka secara fisik, ungkapnya.

Meski Hisbi sering membantu orang tua di rumah, tetapi ia selalu aktif dalam perkuliahan yang dilaksanakan sesuai jadwal. Saat perkuliahan berlangsung ia usahakan untuk bersungguh-sungguh dalam mengikutinya dan mencatat yang ia anggap itu materi penting. Ia dapat membagi waktu untuk kuliah dan waktu untuk membantu orang tua.

“Ya saya usahakan kuliah itu pertama, saya selalu hadir dalam perkuliahan yang dilaksanakan secara terjadwal. Baru nanti jika sudah selesai kuliah saya lanjutkan untuk membantu orang tua dirumah.”ujar Hisbi Naufal, Rabu (8/7/2020)

“Alhamdullilah saya dapat mengambil hikmah dari perkuliahan daring ini meski banyak kendala yang saya rasakan. Dengan kuliah daring saya bisa berbakti kepada orang tua dengan cara membantu pekerjaan dirumah. Meskipun hanya ada beberapa yang saya bisa kerjakan tetapi saya harap itu dapat meringankan beban pekerjaan mereka.” ujar Hisbi Naufal, Rabu (8/7/2020)

OPINI - PENTINGNYA MITIGASI BENCANA ALAM PADA CUACA EKSTREM

  Sumber : bpbd.grobogan.go.id Cuaca ekstrem yang melanda akhir-akhir ini menjadi sebuah keresahan tersendiri bagi seluruh masyarakat di I...