Selasa, 26 Januari 2021

OPINI - PENTINGNYA MITIGASI BENCANA ALAM PADA CUACA EKSTREM

 

Sumber : bpbd.grobogan.go.id

Cuaca ekstrem yang melanda akhir-akhir ini menjadi sebuah keresahan tersendiri bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Tingginya tingkat intensitas hujan yang disertai dengan angin sedang terjadi di beberapa wilayah. Serentetan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung dapat menjadi acuan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh gejala alam yang terjadi secara alamiah (suatu peristiwa fisik, seperti longsor, gunung meletus, dan gempa bumi). Tetapi jika bencana alam yang datang melanda manusia dan produk budidaya (kepemilikian, harta dan benda) dapat disebut dengan sebuah bencana. Indonesia harus menghadapi  berbagai bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung dan beberapa bencana alam lainnya. Mayoritas bencana yang terjadi disebabkan oleh faktor kondisi alam seperti hujan deras dan cuaca ekstrem.

Bencana alam yang menimpa di berbagai wilayah memang tidak pernah diinginkan oleh siapapun dan datang tidak pernah diduga. Berbagai usaha yang sudah dilakukan oleh pemerintah tetapi sering kali tidak pernah dianggap maksimal. Banyak masalah yang sering beriringan dengan bencana yaitu kerusakan dan kehilangan harta, benda, sampai merenggut nyawa manusia. Maka dari itu betapa pentingnya untuk selalu meningkatkan kewaspadaan sebelum terjadi bencana alam baik dengan langkah antisipatif maupun langkah kuratif.

Mitigasi sesuai peraturan Kementerian Dalam Negeri nomor 33 tahun 2006 merupakan upaya untuk mengurangi dampak dari bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia ataupun gabungan keduanya dalam suatu negara atau masyarakat. Mitigasi bencana akan memberikan rasa aman dan perlindungan dari ancaman bencana yang mungkin dapat terjadi. Dengan pengertian mitigasi terlihat jika upaya mitigasi sangat membantu dalam mengurangi dampak dari bencana, yaitu bagaimana upaya pengenalan dan pemantauan resiko bencana, perencanaan partisipasi penanggulangan bencana, dan mengembangkan budaya sadar bencana.

Besar kecilnya kerugian terjadinya bencana alam tergantung kemampuan mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan masyarakat. Pemahaman tersebut bisa dihubungkan dengan pernyataan,

“Jika bencana muncul ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan."(Bankoff et.al. 2004).

Bahwa aktivitas alam yang berbahaya datang tidak akan menjadi bencana alam di wilayah tanpa ketidakberdayaan manusia. Sebagai contoh terjadinya tanah longsor di wilayah yang tidak berpenghuni. Daerah yang memiliki tingkat bahaya atau rawan bencana yang tinggi tidak akan memberi dampak yang besar bagi mereka yang bisa memliki ketahanan terhadap bencana.

Terjadinya berbagai bencana alam memang berada di luar kendali manusia. Maka oleh itu diperlukan upaya preventif terhadap bencana alam guna menjaga kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan. Perlunya peguatan mitigasi dan kepekaan terhadap bencana agar dapat menekan kerugian yang dirasakan baik kerugian materi maupun nonmateri. Jika masyarakat paham mitigasi sebelum terjadinya bencana maka masyarakat dapat mengambil langkah bijak untuk bisa selamat tanpa kehilangan nyawa dan harta benda.

Dalam pengurangan resiko bencana perlu dilakukan upaya, baik upaya yang dilakukan sebelum bencana, saat bencana, dan setelah bencana. Namun upaya lebih ditekankan pada upaya-upaya sebelum terjadinya bencana. Mitigasi bencana merupakan upaya penting dan sederhana dilakukan, khususnya untuk menghadapi bencana banjir di wilayah tertentu karena di Indonesia sedang memasuki musim penghujan yang dibilang cukup ekstrem. Upaya dalam mencegah terjadinya banjir yaitu dengan membudidayakan tidak membuang sampah disembarang tempat. Pemerintah juga harus mampu mengupayakan kesinambungan dari semua pihak dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengaktifkan serta memobilisasi penanggulangan bencana.

Masyarakat merupakan subjek dari bencana karena masyarakat yang terkena bencana merupakan pelaku aktif untuk membangun kembali kehidupan. Meskipun terkena dampak dari bencana namun masyarakat mampu melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang terdampak bencana dan masyakarat harus meningkatkan kemampuan diri untuk menghadapi kerentanan akibat bencana jika sewaktu-waktu datang kembali. 

 

 

 

Sumber : Bankoff, G. 2002. “In the eye of the storm: the social construction of the forces of nature and the climatic and seismic construction of God in the Philippines. Journal of Southeast Asian Studies, 35(1): 91-111

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OPINI - PENTINGNYA MITIGASI BENCANA ALAM PADA CUACA EKSTREM

  Sumber : bpbd.grobogan.go.id Cuaca ekstrem yang melanda akhir-akhir ini menjadi sebuah keresahan tersendiri bagi seluruh masyarakat di I...