Selasa, 28 April 2020

Wabah Diare Serang Warga Sekampung Di Blora, Satu Orang Meninggal

Warga RT 05 RW 01 Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora

Wabah diare menyerang warga sekampung di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Warga RT 05 RW 01 Desa Kemiri, Jepon, Blora secara bersamaan mengalami sakit perut, mual, muntah hingga badan lemas. Satu warga diantaranya meninggal dunia setelah mengeluh karena diare.

Kapolsek Jepon, Iptu Supriyono mengatakan, wabah diare muncul sejak hari Jumat (10/4/2020). Dia baru mengetahui adanya kasus ini setelah anggotanya ikut mendampingi tim kesehatan mendata warga setempat.

“Warga satu RT yang dicek tadi ada 16 wargaa yang sudah kena diare. Data yang kemarin ada 10 warga, dan satu warga telah meninggal dunia pada hari sabtu (11/4/2020) akibat diare yang meninggal usianya 56 tahun,” kata Iptu Supriyono

Kepala puskesmas Jepon, Ummi Krisnawati mengatakan, penyebab satu kampung terkena diare secara bersamaan lantaran karena keracunan makanan. 

“Dari gejala diare yang dialami warga, perutnya sakit, itu kalau dikatakan secara medis ke arah pencernaan pastinya itu karena makanan dan minuman,” ujar Ummi saat ditemui, Senin (13/4/2020).

Setelah tim medis melakukan pendataan, serta menanyakan langsung kepada warga yang mengalami diare. Warga setempat ada yang bilang habis makan mie sambal, lalu ada lagi yang menjawab habis makan berkat bancakan (hajatan) ruwahan yang dilaksanakan pada hari Rabu, pekan lalu. 

Warga yang terkena diare mengeluhkan gejala yang berbeda-beda membuat tim medis mangalami kesulitan dalam mengungkapkan kasus diare yang menimpa baanyak orang di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Blora. Sejak hari kamis warga mengeluhkan sakit perut bersamaan dan mengeluh gejala yang berbeda-beda. Belasan warga di Desa Kemiri yang sempat mengalami diare akhirnya mulai membaik pada hari Sabtu. 
 
Ummi mengatakan, pihaknya hanya bisa berharap tidak ada lagi warga yang mengeluh diare, apalagi diare menjadi salah satu gejala bagi pasien yang terjangkit virus corona (Covid-19). Diare karena keracunaan, katanya lebih mudah disembuhkan karena banyak obatnya.

Rabu, 15 April 2020

Tingkat Kesadaran Masyarakat Kabupaten Blora Dalam Menerapkan Social Distancing Masih Rendah



Awal tahun 2020, Indonesia digegerkan dengan wabah virus Corona atau Covid-19. Dengan memutuskan penyebaran Covid-19 Presiden Jokowi menghimbau kepada masyarakat untuk menerapkan social distancing atau pembatasan sosial yang merupakan salah satu langkah pencegahan infeksi Covid-19. 

Penerapan social distancing di lakukan di berbagai daerah dan dianjurkan untuk diterapkan diseluruh wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Walaupun di Kabupaten Blora belum ada pasien positif Covid-19 namun ada beberapa ODP, untuk itu Bupati menghimbau agar masyarakat Blora selalu waspada, rajin mencuci tangan, dan mengurangi aktivitas di luar rumah dengan menghindari kegiatan yang memicu adanya kerumunan.

Peran masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan pembatasan fisik dan karantina wilayah masing-masing. Dengan adanya kesadaran masyarakat tentang bahayanya Covid-19 dan menerapkan social distancing maka pemutusan rantai penyebaran Covid-19 akan berhasil. Tetapi masih ada masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menerapkan social distancing.

Sebagian warga Blora belum melaksanaakan social distancing yang merupakan imbauan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Banyak masyarakat di Blora yang belum sadar bahayanya Covid-19 dan masih meremehkan. Terlihat di Kabupaten Blora masih ada berbagai kegiatan berkerumunan di sejumlah warung kopi dan cafe, terutama kalangan anak muda yang masih suka berkumpul di warung kopi atau di cafe. Padahal kalangan anak muda memiliki peran besar dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. 

Di Lapangan Kridosono yaitu lokasi yang kerap dijadikan tempat untuk berkumpul masyarakat. Lokasi ini memang banyak warung kopi dan bisa dikatakan tempat favorit bagi pemuda-pemudi di Kota Blora. Sejumlah masyarakat di Kota Blora masih memadati tempat tersebut, berkumpul di warung kopi. Masih banyak penjual-penjual pinggir jalan yang memicu timbulnya kerumunan. Masih banyak anak muda yang masih nongkrong hingga larut malam. Padahal kegiatan berkerumunan sudah dilarang, dan diajurkan untuk berdiam di rumah jika tidak mempunyai kepentingan yang mendesak.

Tak heran jika aparat kepolisian melakukan giat patroli malam untuk membubarkan para pengunjung warung kopi dan cafe di sepanjang wilayah Lapangan Kridosono. Mereka dibubarkan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Petugas juga melakukan imbauan, meminta agar orang yang berkerumunan untuk pulang ke rumahnya masing-masing dan tidak berkumpul serta meminta penjual untuk berjualan hingga jam 20.00 WIB saja. Aparat kepolisian juga meminta warga untuk selalu waspada terhadap ancaman penularan virus corona dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Kegiatan patroli di Blora akan terus dilakukan oleh petugas setiap malam sebagai langkah preventif dan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap berdiam diri di rumah. Dalam kesempatan itu Petugas juga menyampaikan maklumat POLRI dalam mendukung program pemerintah untuk mencegah Covid-19.


Aparat kepolisian meminta penjual agar tidak berjualan hingga larut malam.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Kota Blora pemerintah mengoptimalkan tugas untuk melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19. Sosialisasi dengan membudayakan hidup bersih dan social distancing yang dilakukan di setiap desa, dan di seluruh kecamatan Kabupaten Blora. Dengan melakukan sosialisasi terus menerus masyarakat secara perlahan patuh pada aturan pemerintah terkait antisipasi wabah Covid-19. 

OPINI - PENTINGNYA MITIGASI BENCANA ALAM PADA CUACA EKSTREM

  Sumber : bpbd.grobogan.go.id Cuaca ekstrem yang melanda akhir-akhir ini menjadi sebuah keresahan tersendiri bagi seluruh masyarakat di I...